Tahapan Proses Pengaspalan Hotmix - Pembangunan Infrastruktur seperti
Jalan, jembatan dan sebagainya merupakan suatu hal yang sangat penting untuk
mendukung peningkatan perekonomian masyarakat di suatu wilayah. Berikut
ini kami sajikan informasi mengenai tahapan proses pengaspalan jalan hotmix
(aspal beton).
Pengertian Aspal Hotmix (beton)
Pengertian Aspal beton adalah suatu bahan yang terdiri
dari campuran antara batuan (agregat kasar dan agregat halus) dengan bahan ikat
aspal yang mempunyai persyaratan tertentu, dimana kedua material sebelum
dicampur secara homogen, harus dipanaskan terlebih dahulu. Karena dicampur
dalam keadaan panas, maka sering disebut sebagai hot mix. Semua
pekerjaan pencampuran hotmix dilakukan di pabrik pencampur yang disebut sebagai
Asphalt Mixing Plant (AMP).
Konstruksi jalan terdiri dari beberapa lapis, antara
lain: Subgrade, Sub Base Course, Base Course, dan Surface. Aspal beton yang
dipergunakan untuk lapis perkerasan jalan juga terdiri dari beberapa jenis,
yaitu: lapis pondasi, lapis aus satu, dan lapis aus dua. Untuk mendapatkan mutu
aspal beton yang baik, dalam proses perencanaan campuran harus memperhatikan
karakteristik campuran aspal beton, yang meliputi:
1. Stabilitas
Stabilitas aspal beton dimaksudkan
agar perkerasan mampu mendukung beban lalu lintas tanpa mengalami perubahan
bentuk. Stabilitas campuran diperoleh dari bgaya gesekan antar partikel
(internal friction), gaya penguncian (interlocking), dan gaya adhesi yang baik
antara batuan dan aspal. Gaya-gaya tersebut dipengaruhi oleh kekerasan
permukaan batuan, ukuran gradasi, bentuk butiran, kadar aspal, dan tingkat kepadatan
campuran.
2. Durabilitas
Aspal beton dimaksudkan agar
perkerasan mempunyai daya tahan terhadap cuaca dan beban lalu lintas yang
bekerja. Faktor-faktor yang mendukung
durabilitas meliputi kadar aspal yang
tinggi, gradasi yang rapat, dan tingkat kepadatan yang sempurna.
3. Fleksibilitas
Fleksibilitas aspal beton
dimaksudkan agar perkerasan mampu menanggulangi lendutan akibat beban lalu
lintas yang berulang-ulang tanpa mengalami perubahan bentuk. Fleksibilitas
perkerasan dapat dicapai dengan menggunakan gradasi yang relatif terbuka dan
penambahan kadar aspal tertentu sehingga dapat menambah ketahanan terhadap
pembebanan.
Berikut ini adalah Sumber Aspal:
- Aspal merupakan suatu produk berbasis minyak yang merupakan turunan dari proses penyulingan minyak bumi, dan dikenal dengan nama aspal keras.
- Aspal juga terdapat di alam secara alamiah, aspal ini aspal alam
- Aspal ini dibuat dengan menambahkan bahan tambah kedalam aspal yang bertujuan untuk memperbaiki atau memodifikasi safat rheologinya sehingga akan menghasilkan jenis aspal baru yang disebut aspal modifikasi.
1. Aspal Hasil Destilasi
Minyak mentah disuling dengan cara
Destilasi, yaitu proses dimana berbagai fraksi dipisahkan dari minyak mentah
tersebut. Proses destilasi ini disertai oleh kenaikan temperatur pemanasan
minyak mentah tersebut. Pada setiap temperatur tertentu dari proses destilasi
akan dihasilkan produk-produk berbasis minyak.
a. Aspal Keras
Pada proses Destilasi fraksi ringan
yang terkandung dalam minyak bumi dipisahkan dengan destilasi sederhana hingga
menyisakan suatu residu yang dikenal dengan nama aspal keras. Dalam proses
destilasi ini, aspal keras baru dihasilkan melalui proses destilasii hampa pada
temperatur sekitar 480 ºC. Temperatur ini bervariasi tergantung pada sumber
minyak mentah yang disulaing atau tingkat aspal keras yang akan dihasilkan.
Untuk menghasilkan aspal keras
dengan sifat-sifat yang diinginkan, proses penyulingan harus ditangani
sedemikian rupa sehingga dapat mengontrol sifat-sifat aspal keras yang
dihasilkan.
b. Aspal Cair
Aspal cair dihasilkan dengan
melarutkan aspal keras dengan bahan pelarut berbasis minyak. Aspal ini dapet
juga dihasilkan secara langsung dari proses destilasi, dimana dalam proses ini
raksi minyak ringan terkandung dalam minyak mentah tidak seluruhnya
dikeluarkan. Kecepatana menguap dari minyak yang digunakan sebagai pelarut atau
minyak yang sengaja ditinggalkan dalam residu pada proses destilasi akan
menentukan jenis aspal cair yang dihasilkan. Aspal cair dibedakan dalam
beberapa jenis, yaitu:
· Aspal Cair Cepat Mantap (RC =
Rapid Curing),
yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya cepat menguap.
Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah bensin
· Aspal Cair Mantap Sedang (MC =
Medium Curing),
yaituaspal cair yang
bahan pelarutnya tidak begitu cepat
menguap. Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini biasanya adalah minyak
tanah
· Aspal Cair Lambar Mantap (SC =
Slow Curing),
yaitu aspal cair yang
bahan pelarutnya lambat menguap.
Pelarut yang digunakan pada aspal jenis ini adalah solar.
Tingkat kekentalan aspal cair
sanagat ditentukan oleh proporsi atau rasio bahan pelarut yang digunakan
terhadap aspal keras atau yang terkandung pada aspal cair tersebut. Aspal cair
jenis MC-800 memiliki nilai kekentalan yang lebih tinggi dari MC-200.
c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi dihasilkan melalui proses
pengemulsian aspal keras. Pada proses ini partikel-partikel aspal keras
dipisahkan dan didispersikan dalam airyang mengandung emulsifer (emulgator).
Partikel aspal yang terdispersi ini berukuran sangat kecil bahkan sebagian
besar berukuran sangat kecil bahkansebagian besar berukuran koloid. Jenis
emulsifer yang digunakan sangat mempengaruhi jenis dan kecepatan pengikatan
aspal emulsi yang dihasilkan. Berdasarkan muatan listrik zat pengemulsi yang
digunakan, Aspal emulsi yang dihasilkan dapat dibedakan menjadi :
· Aspal emulsi Anionik, yaitu aspal
emulsi yang berion negatif.
· Aspal emulsi Kationik, yaitu aspal
emulsi yang berion positif
· Aspal emulsi non-Ionik, yaitu
aspal emulsi yang tidsk berion (netral)
2. Aspal Alam
Aspal Alam adalah aspal yang secara
alamiah terjadi di alam. Berdasarkan
depositnya aspal alam ini
dikelompokan menjadi 2 kelompok, yaitu:
· Aspal Danau ( Lake Asphalt)
Aspal ini secara alamiah terdapat di
danau Trinidad, Venezuella dan
lewele. Aspal ini terdiri dari
bitumen, mineral, dan bahan organik
lainnya. Angka penetrasi dari aspal
ini sangat rendah dan titik lembek
sangat tinggi. Karena aspal ini
dicampur dengan aspal keras yang
mempunyai angka penetrasi yang
tinggi dengan perbandingan tertentu
sehingga dihasilkan aspal dengan
angka penetrasi yang diinginkan.
· Aspal Batu ( Rock Asphalt)
Aspal batu Kentucky dan buton adalah
aspal yang secara alamiah
terdeposit di daerah Kentucky, USA
dan di pulau buton, Indonesia.
Aspal dari deposit ini terbentuk
dalam celah-calah batuan kapur dan
batuan pasir. Aspal yang terkandung
dalam batuan ini berkisar antara 12
– 35 % dari masa batu tersebut dan
memiliki persentasi antara 0 – 40.
Untuk pemakaiannya, deposit ini
harus ditimbang terlebih dahulu, lalu
aspalnya diekstrasi dan dicampur
dengan minyak pelunak atau aspal
keras dengan angka penetrasi sesuai
dengan yang diinginkan. Pada saat
ini aspal batu telah dikembangkan
lebih lanjut, sehingga menghasilkan
aspal batu dalam bentuk butiran
partikel yang berukuran lebih kecil dari
1 mm dan dalam bentuk mastik.
3. Aspal Modifikasi
Aspal modifikasi dibuat dengan
mencampur aspal keras dengan suatu bahan
tambah. Polymer hádala jenis bahan
tambah yang sering di gunakan saat ini,
sehinga aspal modifikasi sering
disebut juga aspal polymer.
Antara lain berdasarkan sifatnya,
ada dua jenis bahan polymer yang biasanya
digunakan untuk tujuan ini, yaitu:
-Aspal Polymer Elastomer dan karet
Aspal Polymer adalah jenis – jenis polyer
elastomer yang SBS (Styrene Butadine Sterene), SBR (Styrene Butadine Rubber),
SIS (Styrene Isoprene Styrene), dan karet hádala jenis polymer elastoner yang
biasanya digunakan sebagai bahan pencampur aspal keras. Penambahanpolymer jenis
ini dimaksudkan untuk memperbaiki sifat rheologi aspal, antara lain penetrasi,
kekentalan, titik lembek dan elastisitas aspal keras. Campuran beraspal yang
dibuat dengan aspal polymer elastomer akan memiliki tingkat elastisitas yang
lebih tinggi dari campuran beraspal yang dibuat dengan aspal keras. Presentase
penambahan bahan tambah ( additive) pada pembuatan aspal polymer harus
ditentukan berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah
sampai dengan batas tertentu
memang dapat memperbaiki sifat-sifat
rheologi aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan
memberikan pengaruh yang negatif.
-Aspal Polymer Plastomer
Seperti halnya dengan aspal polymer
elastomer, penambahan bahan polymer plastomer pada aspal keras juga dimaksudkan
untuk meningkatkan sifat rheologi baik pada aspal keras dan sifat sifik
campuran beraspal. Jenis polymer plastomer yang telah banyak digunakan antara
lain adalah EVA (Ethylene Vinyle Acetate), Polypropilene, dan Polyethilene.
Presentase penambahan polymer ini kedalam aspal keras juga harus ditentukan
berdasarkan pengujian labolatorium, karena penambahan bahan tambah sampai
dengan batas tertentu penambahan ini dapat memperbaiki sifat-sifat rheologi
aspal dan campuran tetapi penambahan yang berlebiha justru akan memberikan
pengaruh yang negatif.
Tahapan Proses Pengaspalan Jalan Hotmix
Tahapan Proses Pengaspalan Jalan - Proses pengaspalan jalan
dilakukan melalui beberapa tahapan, Pekerjaan Pengukuran badan jalan, Pekerjaan
Clearing & Grubbing, Pekerjaan Stripping, Pekerjaan Sub Grade, Pekerjaan
Sub Base Coarse, Pekerjaan Base Coarse dan sebagainya.
Secara garis besar pekerjaan
pengaspalan jalan hotmix dibagi :
1. Pekerjaan Pemetaan (Pengukuran
badan jalan)
2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan jalan dari pohon dan tanah lapisan atas)
3. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan jalan)
4. Pekerjaan Sub Grade ( Pemadatan Tanah)
5. Pekerjaan Sub Base Coarse (Pondasi Bawah)
6. Pekerjaan Base Coarse (Pondasi Atas). Tambahkan Prime coad (Lapis Pengikat antara Base coarse dan ATB)
7. Pekerjaan Wearing Coarse (Lapisan Atas) = ATB. Tambahkan Take Coad ( Lapis Pelekat antara ATB dan Hotmix)
2. Pekerjaan Clearing & Grubbing (Pembersihan badan jalan dari pohon dan tanah lapisan atas)
3. Pekerjaan Stripping (Pembentukan badan jalan)
4. Pekerjaan Sub Grade ( Pemadatan Tanah)
5. Pekerjaan Sub Base Coarse (Pondasi Bawah)
6. Pekerjaan Base Coarse (Pondasi Atas). Tambahkan Prime coad (Lapis Pengikat antara Base coarse dan ATB)
7. Pekerjaan Wearing Coarse (Lapisan Atas) = ATB. Tambahkan Take Coad ( Lapis Pelekat antara ATB dan Hotmix)
8. Pekerjaan Surface Coarse (Lapisan
Permukaan) = HOTMIX
9. Pekerjaan Marka Jalan
10.Pekerjaan Pemasangan Rambu Jalan
Itulah Tahapan Proses pengaspalan jalan yang dilakukan melalui beberapa tahapan: Pekerjaan Pengukuran badan jalan, Pekerjaan Clearing & Grubbing, Pekerjaan Stripping, Pekerjaan Sub Grade, Pekerjaan Sub Base Coarse, Pekerjaan Base Coarse dan sebagainya. Semoga dapat bermanfaat.
9. Pekerjaan Marka Jalan
10.Pekerjaan Pemasangan Rambu Jalan
Itulah Tahapan Proses pengaspalan jalan yang dilakukan melalui beberapa tahapan: Pekerjaan Pengukuran badan jalan, Pekerjaan Clearing & Grubbing, Pekerjaan Stripping, Pekerjaan Sub Grade, Pekerjaan Sub Base Coarse, Pekerjaan Base Coarse dan sebagainya. Semoga dapat bermanfaat.